Kontrol kualitas dalam produksi pakan sangat penting dalam keberhasilan dan keuntungan suatu usaha peternakan. Tidak ada faktor lain, baik langsung maupun tidaklangsung dalam kaitannya dengan performa ternak, bahwa pengujian kuaitas pakan memerlukan perhatian dan pelaksanaan yang serius. Setiap bahan baku pakan mempunyai kandungan nutrien dan deskripsi tertentu. Sifat-sifat tersebut akan berubah karena adanya pengaruh tertentu, misalnya perlakuan, dan penambahan bahn lain, bahkan karena penyimpanan. Secara umum, bahan baku pakan dinyatakan baik secara fisik apabila apabila memenuhi bebrapa criteria, antara lain kering (kadar air <12% sampai 14%), bebas kutu atau insekta lain, tidak pecah atau rusak (utuh), bau atau rasa sesuai, penampilan luar tetap tidak berubah, dan tidak terdapat atau sedikit dijumpai bahan pemalsu. Beberapa bahan pemalsu yang paling sering digunakan adalah dedak padi halus, ekskreta ayam dan urea (bahan pemalsu yang mengandung nutrien) dan serbuk gergaji, tepung arang, pasir halus, dan batu bata giling (bahan pemalsu yang tidak mengandung nutrien (Agus, 2007).
Quality control merupakan ujung tombak dari keberhasilan selama proses produksi berlangsung, mulai dari pengadaan bahan baku sampai pakan yang dihasilkan. Program pengawasan mutu yang baik adalah mencakup pengawasan terhadap empat aspek, yaitu: 1) pengawasan kualitas bahan baku (ingredient quality), 2) kualitas produk akhir (finished feed quality), 3) kandungan zat anti nutrisi atau racun (control of toxic substances), dan 4) kontrol terhadap proses produksi (process control) (Khalil dan Suryahadi, 1997).
Berdasarkan sifat fisik dan karakteristik maka pengujian bahan secra fisik ada dua macam yaitu: 1) fisik kualiatatif, 2) fisik kuantitatif. Pengenalan dan penegujian fisik kualitatif dilakukan berdasarkan sifat dengan menggunakan indra tanpa alat bantu dan dengan alat bantu, sedangkan pengujian fisik secar kuantitaif dilakukan berdasarkan feed factor dan teknik pemisahan. Tujuan uji ini adalah disamping untuk mngetahui ada tidaknaya pemalsu juga untuk mengetahui seberapa banyak bahan pemalsu yang terdapat di dalamnya. Pengujian kemik dibagi menjadi dua yaitu: 1) kemik kualitatif, bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya suatu bahan organik maupun anorganik di dalam suatu bahan, 2) pengujian kemik kualitatif yang biasa dikerjakan adalah analisis proksimat dan analisis serat (Kamal, 1997).
Ada beberapa uji untuk kontrol kualitas pakan dengan tujuan masing-masing. Uji kandungan sekam dalam bahan pakan (Phoroglucinol test) tujuan untuk kandungan rice hulls dalam rice bran (bekatul, dedak, dan lain-lain). Tujuan uji kandungan urea dalam bahan pakan untuk mengetahui kandungan urea pada bahan pakan (tepung ikan, dan lain-lain). Uji bulk density (berat jenis) bahan pakan tujuan untuk mengetahui kualitas bahan sekaligus untuk meminimalkan pemalsuan (pencemaran) bahan (Agus, 2007).
Kontrol kualitas bahan baku bertujuan untuk memberikan informasi yang tepat tentang kandungan zat makanan dan antikualitas yang terkandung didalamnya atau racun dari bahan baku, sehingga nilai nutrisi yang diinginkan dari ransum sebagai produk akhir akan didapat dengan baik dan tepat (Agus, 1999). Bahan pakan tertentu mengandung zat antikualitas dalam jumlah cukup tinggi sehingga dapat menghambat metabolisme ternak. Oleh sebab itu, dilakukannya kontrol kualitas bahan baku merupakan suatu cara untuk mencegah digunakan bahan baku yang memiliki kandungan nutrien yang rendah dan zat antikualitas yang tinggi dalam suatu proses produksi (Kurniawati, 2005).
Daftar Pustaka
Agus, A. 1999. Handout Teknologi Pakan Konsentrat. Fakultas Peternakan UGM Yogyakarta.
Agus, Ali. 2007. Panduan Bahan Pakan Ternak Ruminansia. Badian Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Kamal M. 1997. Nutrisi dan Pakan Unggas. Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
1 komentar:
maksudnya urea (bahan pemalsu yang mengandung nutrien) itu maskudnya urea sering dijadikan sebagai bahan pemalsu pakan (istilahnya buat nambah-nambahin gitu lah), karena urea kan mengangandung N yang tinggi maka urea digolongkan ke bahan pemalsu yang mengandung nutrien. apabila urea ini ditambahkan ke bahan pakan ternak akan mempengaruhi komposisi kimia bahan pakan ternak tersebut. kalo masalah ikan sarden aku kurang tau, soalnya aku cuman tau ke arah peternakan aja. hehehehehehe.... :-D
Posting Komentar